Bagaimana Cara Meyakinkan Anak Bahwa Matematika itu Tidak Sulit ?

Bagaimana Cara Meyakinkan Anak Bahwa Matematika itu Tidak Sulit ?- Secara teoritis matematika memang akan sulit bagi anak-anak. Hal ini disebabkan karena abstraknya obyek matematika dan tahap perkembangan anak-anak yang masih berpikir konkrit.Walaupun demikian tidak semua anak mengalami kesulitan dalam belajar matematika. Banyak juga  anak berprestasi yang menganggap matematika itu mudah sehingga gampang bagi mereka untuk belajar matematika.

Pertanyaannya, mengapa banyak orang yang menganggap matematika itu sulit sedangkan sebagian anak yang lain begitu mudah mempelajari matematika ? Jawabannya adalah tergantung pengalaman mereka saat pertama kali mengenal dan berinteraksi dengan matematika. Orang yang berperan pada pengalaman pertama anak-anak berinteraksi dengan matematika haruslah menjadi "jembatan" yang menghubungkan pola berpikir konkrit mereka dengan matematika yang abstrak.

Untuk memahami mengapa matematika begitu sulit, saya telah menulisnya di artikel yang lain berjudul :" Mengapa Matematika Terlihat Sulit Bagi Sebagian Besar Pelajar? Bagaimana Solusinya?

"Jembatan" itu adalah guru dan orang dewasa lain serta alat-alat (tools) yang menciptakan bayangan mental (mental imagery) tentang obyek matematika yang akan mereka pelajari. Jika guru dapat berperan sebagai jembatan yang baik, maka siswa akan mau belajar matematika dan senang belajar matematika. Peran guru sebagai jembatan yang baik adalah membuat siswa yakin bahwa matematika tidak sesulit yang mereka bayangkan.

Berikut ini adalah beberapa hal yang perlu dilakukan guru agar siswa merasa bahwa matematika tidak sesulit yang mereka bayangkan.

1. Gunakan Pengalaman Anak-Anak dalam setiap tahap pembelajaran matematika


Anak-anak memiliki segudang pengalaman bermakna dalam keseharian mereka. Dunia anak-anak adalah hal-hal yang menyenangkan. Tugas guru adalah membawa dunia mereka ke kelas  sebagai starting point untuk memfasilitasi anak-anak membentuk konsep atau pengetahuan matematika sendiri. Guru harus bisa mengeksplorasi pengalaman anak anak yang punya fenomena obyek matematika untuk digunakan dalam kelas.  Cara ini adalah prinsip pembelajaran bermakna. Pembelajaran jadi bermakna  bagi anak-anak jika apa yang dipelajari tidak jauh-jauh dari apa yang mereka rasakan.

2. Tunjukan Kepada anak-anak bahwa sebetulnya matematika ada dalam kehidupan mereka


Banyak anak-anak ataupun orang yang tidak suka dengan matematika menganggap bahwa matematika itu tidak ada gunanya. Padahal, suka atau tidak suka matematika akan selalu digunakan dalam kehidupan mereka. Orang akan malas belajar sesuatu yang dianggap tidak berguna. Mempelajari sesuatu yang tidak berguna akan selalu terasa tidak menyenangkan. Hal yang membuat matematika semakin sulit dipelajari adalah orang tidak senang mempelajarinya karena dirasa tidak ada gunanya.
Sumber gambar  : ted.com 

3. Ajaklah Anak anak untuk aktif menemukan sendiri konsep matematika dengan membawa anak-anak pada pengalaman mereka


Anak-anak akan dengan mudah mengingat apa yang mereka temukan sendiri. Jika anak anak aktif menemukan sendiri konsep matematika dengan membawa anak-anak pada pengalaman mereka maka mereka akan merasa matematika berguna bagi kehidupan mereka. Mereka juga akan mengingat hasil temuan mereka dan bangga bahwa mereka bisa menjadi inventor matematika.

4. Gunakan manipulatif, alat peraga maupun media pembelajaran lain sebagai model dari pengalaman mereka sehari hari


Matematika erat kaitanyya dengan obyeknya yang abstrak. Pengalaman anak anak yang konkrit di awal pembelajaran perlu dibawa ke tahap abstrak dengan memanfaatkan material manipulatif, alat peraga maupun media pembelajaran lain sebagai model dari pengalaman mereka sehari hari. Dengan cara ini anak-anak secara bertahap mulai mebentuk konsep-konsep matematika yang tadinya konkrit berubah secara bertaha ke bentuk abstrak yaitu konsep matematika yang dipelajari.

5. Ajak anak anak untuk bekerja dalam kelompok


Guru perlu mengajak Anak-Anak Berdiskusi dalam kelompok lalu mempresentasikan apa yang mereka alami setiap hari dan alat peraga atau model dan membuat kesimpulan atau abstraksi sesuai dengan kemampuan kognisi mereka. Interaktivitas dalam belajar matematika merupakan interaksi sosial yang penting. Anak-anak akan lebih mudah belajar ketika bersama sama. Jika mereka pelajari sesuatu bersama-sama maka kelak mereka akan mampu belajar secara mandiri.

Anak-anak akan yakin kalau matematika tidak sesulit yang mereka duga jika mereka mulai menyelami matematika, menyadari matematika ada dalam kehidupan mereka dan mengetahui kegunaan dari belajar matematika. Banyak anak yang merasa bahwa matematika merupakan sebuah obyek kajian yang sulit berasal dari latar belakang pengenalan awal matematika yang keliru.