Siapakah yang Menemukan Bilangan ?

Siapakah yang Menemukan Bilangan ?- Satu ditambah satu samadengan dua. Satu menit 60 detik.Satu Jam 60 menit. Satu hari 24 jam. Satu tahun terdiri dari 365 hari. Ini semua adalah fakta dasar yang semua orang tahu dan mengingatnya dengan benar. Semua fakta dasar ini menunjukkan betapa pentingnya satu hal, yaitu bilangan. Fakta dasar yang disebutkan di atas menunjukkan begitu superiornya bilangan dalam hidup manusia.

Bisakah Anda membayangkan dunia tanpa bilangan? Dapat dikatakan bahwa masyarakat seperti yang kita kenal sekarang tidak akan pernah berkembang tanpa bilangan. Kemajuan ilmiah dan teknologi yang menjadi dasar masyarakat yang dibangun bergantung pada matematika, yang pada gilirannya tergantung pada apa yang dinamakan bilangan.

Meskipun penting, perkembangan metode penjumlahan sebagian besar tetap merupakan misteri. Hal ini disebabkan karena orang prasejarah kuno yang pertama yang mungkin mengembangkan metode penghitungan sederhana tidak meninggalkan catatan catatan yang memadai untuk menjelaskannya.

Akal sehat dan bukti kuno menunjukkan bahwa gagasan bilangan dan penghitungan dimulai dengan bilangan satu. Meskipun mereka mungkin tidak menyebutnya "satu," manusia prasejarah kemungkinan menghitung orang atau sesuatu dan terus melacak hasil perhitungannya  dengan mengukir garis garis pada tulang.



Bukti bahwa awal mula adanya bilangan ini  terjadi pada  20.000 tahun yang lalu dapat ditemukan pada artefak kuno yang dikenal sebagai Bone Ishango. Ditemukan di Afrika pada tahun 1960, Bone Ishango (sebuah fibula dari babon) menampilkan serangkaian garis yang terlihat seperti apa yang kita sebut "tally marks" sekarang ini. Menghitung  sejumlah kecil item dengan tally mark sudah sangat cukup untuk   individu dan sekelompok kecil mereka saat itu. Ketika masyarakat mulai terbentuk dan tumbuh, perdagangan menjadi lebih kompleks, membutuhkan pengembangan bilangan untuk melakukan perhitungan matematika sederhana.


Sejarawan percaya bilangan dan penghitungan semakin meluas terjadi  sekitar Thun 4.000 SM  di Sumeria, yang terletak di Mesopotamia selatan, tempat yang sekarang menjadi Irak selatan. Salah satu peradaban pertama yang menampilkan kota-kota yang menjadi pusat perdagangan, orang-orang Sumeria membutuhkan metode baru untuk menghitung dan menyimpan catatan.

Sementara bilanganu dan sistem penghitungan sedang dikembangkan di Sumeria, begitu juga dasar-dasar aritmatika dan penulisannya. Menginventarisir barang-barang yang diperdagangkan diperlukan penulisan  penambahan dan pengurangan dasar selain sistem bilangan dan penghitungan yang diperluas.

Semua gagasan dasar ini berkembang bersamaan ketika kota tumbuh dan perdagangan berkembang. Beberapa sejarawan percaya bahwa beberapa gagasan yang sama ini berkembang secara independen juga di wilayah lain dunia. Sebagai contoh, sistem bilangan Arab yang kita  kenal saat ini biasanya dikreditkan ke dua matematikawan dari India kuno: Brahmagupta dari abad ke-6 SM. dan Aryabhat dari abad ke-5 SM.

Akhirnya, bilangan diperlukan  lebih dari sekadar menghitung sesuatu. Kita patut berterima kasih kepada orang Mesir kuno karena membuat lompatan berarti  dari menggunakan bilangan  untuk menghitung lalu menggunakan bilangan dalam mengukur sesuatu. Para sejarawan percaya bahwa penggunaan bilangan untuk pengukuran memungkinkan orang Mesir kuno membangun piramida dan meletakkan dasar untuk konsep matematika tingkat lanjut, seperti geometri.

Post a Comment for "Siapakah yang Menemukan Bilangan ?"