Beberapa Komponen Penting Bagi Guru untuk Mengajar Matematika - Setiap guru matematika dituntut untuk membelajarkan matematika secara efektif. Mengajar matematika yang efektif membutuhkan pengetahuan dan keterampilan matematika penting yang perlu siswa peroleh (Content Knowledge), dan menyadari praktik pembelajaran mana yang paling baik untuk mendorong penguasaan pengetahuan dan ketrerampilan matematika pada siswa (pedagogy). Satu lagi yang perlu dikuasai guru adalah penggunaan teknologi dalam pembelajaran matematika (Technology). Sekarang ini, isu yang berkembang bagi guru adalah pentingnya penguasaan TPCK (Technological Pedagogical Content Knowledge).
(Pembahasan Menyeluruh mengenai Apa itu TPCK (Technological Pedagogical Content Knowledge) nanti saya bahas di artikel lain di lain waktu)
Berikut ini beberapa komponen pengajaran matematika yang efektif, dan tips tentang cara memanfaatkan perkembangan teknologi pendidikan sehingga guru dapat mengintegrasikan gagasan gagasan tersebut dalam pembelajaran matematika.
Penguasaan pengetahuan tentang konten (content knowledge) yang akan diajarkan mutlak bagi seorang guru. Metode mutakhir apapun yang diterapkan dalam pembelajaran matematika tidak akan berguna jika guru tidak menguasai materi yang diajarkan. Guru perlu memahami dan mengetahui dengan baik materi prasyarat apa yang mungkin telah dipelajari siswa dan mengasesmen kesalahan konsep yang mungkin terbawa dari pelajaran sebelumnya. Selain itu, guru perlu mengasesmen konsepsi alternatif siswa terkait dengan materi-materi yang akan diajarkan. Hal ini penting dilakukan agar anak anak tidak terus membawa kesalahan konsep yang sama untuk tingkat yang lebih tinggi. Konsepsi alternatif siswa bisa dipandang sebagai keuntungan yang dapat digunakan sebagai awal pembelajaran matematika.
(Pembahasan Menyeluruh mengenai Apa itu TPCK (Technological Pedagogical Content Knowledge) nanti saya bahas di artikel lain di lain waktu)
Berikut ini beberapa komponen pengajaran matematika yang efektif, dan tips tentang cara memanfaatkan perkembangan teknologi pendidikan sehingga guru dapat mengintegrasikan gagasan gagasan tersebut dalam pembelajaran matematika.
1# Menguasai apa yang harus diajarkan
Penguasaan pengetahuan tentang konten (content knowledge) yang akan diajarkan mutlak bagi seorang guru. Metode mutakhir apapun yang diterapkan dalam pembelajaran matematika tidak akan berguna jika guru tidak menguasai materi yang diajarkan. Guru perlu memahami dan mengetahui dengan baik materi prasyarat apa yang mungkin telah dipelajari siswa dan mengasesmen kesalahan konsep yang mungkin terbawa dari pelajaran sebelumnya. Selain itu, guru perlu mengasesmen konsepsi alternatif siswa terkait dengan materi-materi yang akan diajarkan. Hal ini penting dilakukan agar anak anak tidak terus membawa kesalahan konsep yang sama untuk tingkat yang lebih tinggi. Konsepsi alternatif siswa bisa dipandang sebagai keuntungan yang dapat digunakan sebagai awal pembelajaran matematika.
Ilustrasi: Guru Mengajar Matematika (Sumber foto: tribunnews.com) |
2# Penguasaan Pendekatan untuk Mengajar Matematika
Proses pemahaman matematika dalam diri masing-masing anak berbeda-beda dan masih merupakan "kotak hitam' (black box). Penelitian-penelitian pembelajaran matematika tidak pernah menemukan metode atau pendekatan yang benar-benar ampuh untuk mengajar matematika. Sampai saat ini para pegiat dan pemerhati pembelajaran matematika masih akan terus memiliki perdebatan tentang pendekatan filosofis untuk mengajar matematika yang terbaik. Nampaknya, saat ini para ahli masih merekomendasikan pembelajaran dengan penekanan pada keterampilan komputasi dan mengingat fakta, dan pemecahan masalah, di mana siswa harus berkomunikasi tentang bagaimana mereka memecahkan masalah dan harus merenungkan solusi alternatif. Guru matematika yang ideal harus berusaha untuk keseimbangan antara dua pendekatan-pendekatan ini3#Pembelajaran Berbasis Keterampilan
Tidak dapat kita pungkiri bahwa siswa perlu mengembangkan kelancaran dengan mengingat fakta dan informasi. Saat ini, banyak tersedia material-material manipulatif visual seperti tools (alat-alat matematika) dan game matematika di situs-situs manipulatif yang dapat diunduh. Game-game matematika dan alat-alat matematika ini bersifat interaktif yang tentu saja akan sangat menyenangkan untuk membantu siswa mengembangkan kelancaran prosedur matematika dan mengingat fakta-fakta matematika.
4# Pembelajaran Berbasis Masalah
Dalam pembelajaran matematika, guru perlu terbiasa menerima gagasan-gagasan berbeda tentang bagaimana masalah matematika harus dipecahkan. Siswa perlu diberi kesempatan untuk menggunakan keterampilan berpikir tingkat tinggi (HOTS) untuk mengkomunikasikan gagasan mereka tentang berbagai cara untuk menerapkan keterampilan matematika untuk memecahkan masalah.
5# Mengawali Pembelajaran Matematika Menggunakan Persoalan Dunia Nyata (Konteks) anak-anak.
Guru perlu memulai pembelajaran dengan masalah-masalah dunia nyata. Dari masalah-masalah ini anak-anak diajak menyelesaikan masalah mereka sendiri sampai menemukan pengetahuan matematika. Guru juga dapat menggunakan media video untuk memberikan inspirasi kepada siswa tentang bagaimana insinyur dan ilmuwan menerapkan konsep matematika untuk mendesain bangunan tahan gempa atau bagaimana para ahli ruang angkasa mengorbitkan satelit. Tujuannya adalah para siswa dibimbing sehingga mereka merasa seolah-olah menemukan kembali konsep-konsep matematika (guided reinvention dalam Realistic Mathematics Education).
(Untuk pembahasan mendalam terkait Guided Reinvention dalam Realistic Mathematics Education nanti saya sertakan dalam artikel lainnya, ketika artikel tersebut telah siap)
Pembelajaran matematika yang dimulai dengan masalah kontekstual (masalah yang dapat dibayangkan atau dialami anak) bertujuan untuk mempersempit jarak antara dunia nyata dan konsep matematika. Kadang-kadang kesulitan anak belajar matematika disebabkan matematika yang diajarkan tidak menyentuh hidup dari anak-anak.
6# Guru Perlu Memiliki Sikap Positif
Kenyataan menunjukkan bahwa anak-anak memiliki pengalaman berbeda-beda sebelum sampai pada masa ketika ditangani seorang guru. Ada siswa yang memandang matematika sebagai sesuatu yang mengerikan ada juga siswa yang suka matematika. Guru perlu memproyeksikan sikap optimis tentang matematika.Guru juga perlu mengomunikasikan keyakinan pada kemampuan siswa sehingga siswa percaya bahwa guru bisa membawa siswa untuk berhasil dalam belajar matematika. Selain guru sendiri, siswa perlu memandang positif tentang matematika. Jika siswa memandang negatif pada mata pelajaran ini, pembelajaran dengan cara apapun tidak akan mencapai goal yang diharapkan.
7# Diferensiasi
Guru perlu berpegang teguh dengan apa yang dinamakan dengan NCLB (No Child Left Benhind). Tidak boleh ada siswa yang ketinggalan dalam belajar matematika. Para siswa memiliki kebutuhan untuk belajar yang berbeda-beda yang disebabkan oleh kemampuan, pengalaman, dan fator faktor yang menunjang belajar lain yang berbeda (Silahkan membaca lebih lanjut pada postingan Beberapa Karakteristik Masalah yang Dapat Mengganggu Proses Pemahaman Matematika pada Siswa). Setiap individu memiliki gaya belajar, tingkat kesiapan dan minat yang berbeda. Oleh karenanya, guru perlu merancang pembelajaran yang menunjukkan antusiasme untuk konten dan keyakinan bahwa semua siswa dapat mempelajari materi dengan pendekatan berbeda untuk masing-masing siswa. Pembelajaran perlu membawa siswa ke dalam tugas berjenjang yang dirancang dengan mempertimbangkan dan berfokus pada kebutuhan individu siswa.
#8 Memastikan Semua Siswa Terlibat Aktif dalam Belajar
Pada penjelasan sebelumnya di atas, dianjurkan bahwa pembelajaran dimulai dengan melibatkan siswa menyelesaikan permasalahan kontekstual yang dekat dengan keseharian mereka. Hal ini merupakan salah satu prinsip Realistic Mathematics Education. Minculnya pendekatan ini mengubah paradigma guru aktif siswa pasif menjadi siswa aktif guru memberikan bantuan seperlunya. Siswa tidak boleh hanya menjadi penerima informasi yang pasif, dan mereka seharusnya tidak duduk dan menonton teman sekelas mereka memecahkan masalah. Guru perlu mendesain Lembar Kerja Siswa baik kelompok maupun mandiri yang memfasilitasi keaktifan seluruh siswa. Lembar kerja disusun dengan baik dan melibatkan alat-alat matematika yang memfasilitasi siswa memodelkan permasalahan kontekstual sampai pada matematika yang abstrak. Masalah kontekstual yang diberikan adalah masalah yang menantang untuk dipecahkan.Untuk tujuan ini, guru perlu menekankan pada penyelesaian masalah secara kolaboratif dengan meminta mereka bekerja berpasangan atau kelompok kecil untuk berbagi gagasan dan memecahkan masalah. Cara ini juga memberikan peluang kepada mereka untuk berkomunikasi secara matematis.
#9Gunakan Hubungan Interdisiplin ilmu
Ketika mengajarkan matematika, guru perlu menghubungkan apa yang akan siswa pelajari ke hal-hal lain yang dipelajari siswa Misalnya sastra, seni, atau peristiwa penting dalam sejarah (budaya) untuk memperkenalkan penyelidikan masalah nyata. Guru perlu mengintegrasikan video, gambar, musik, atau konten multimedia lainnya ke dalam pelajaran.Peristiwa penting dalam sejarah atau budaya seringkali ada dalam keseharian siswa. Usaha menempatkan budaya dan matematika dalam pembelajaran matematika dewasa ini penting dan sudah ada penelitian-penelitian yang tercakup dalam Etnomatematika.
#10Penilaian formatif
Guru perlu mengetahui tentang pemahaman siswa tentang konsep-konsep dasar dengan melibatkan mereka dalam diskusi kelas penuh di mana mereka akan menjawab pertanyaan terbuka.
#11Siswa Harus difasilitasi Menggunakan Manipulatif dan Alat Lainnya
Mengajar dengan manipulatif meningkatkan prestasi siswa dan meningkatkan sikap siswa terhadap matematika.Khusus untuk bagian ini saya sarankan untuk membaca alasan penggunaaan manipulatif dalam pembelajaran pada aertikel: Mengapa Perlu Penggunaan Material Manipulatif dalam Pembelajaran Matematika ?
Inilah 11 anjuran yang diberikan agar guru dapat melaksanakan pembelajaran matematika dengan paradigma baru secara efektif. Semoga Bermanfaat