Mengapa Perlu Penggunaan Material Manipulatif dalam Pembelajaran Matematika ?- Salah satu kalimat bijak dari Confusius (551-479 BC) berbunyi : "I hear and I forget. I see and I remember. I do and I understand." Kata bijak dari Confusius ini seperti menekankan begitu pentingnya aktivitas-aktivitas yang bermakna dalam pembelajaran matematika. Kalimat bijak Confusius di atas dapat diterjemahkan sebagai :"Saya mendengar dan saya lupa, saya melihat saya ingat, saya lakukan dan saya mengerti."
Praktik pembelajaran matematika saat ini memberikan gambaran besar bagaimana guru begitu dominan dalam proses pembelajaran. Siswa hanya dianggap sebagai pendengar dan guru berharap siswa dapat memahami apa yang dituturkannya secara ajaib. Guru tidak membelajarkan matematika dengan meminta siswa untuk melakukan serangkaian aktivitas yang melibatkan siswa membangun model-model matematika sendiri.Untuk memvasilitasi siswa membangun model dalam kognisi mereka dan mengkomunikasikan gagasan mereka pada orang lain, guru perlu mempertimbangkan untuk menggunakan material manipulatif baik konkrit (physical manipulatif maupun manipulatif virtual sebagai media pembelajaran matematika.
Penggunaan material manipulatif dalam pembelajaran matematika telah sangat lama digagas melalui penelitian-penelitian yang dapat dipercaya.Banyak penelitian yang menunjukkan bahwa penggunaan media manipulatif tidak hanya memungkinkan siswa membangun sendiri model-model dari permasalahan-permasalahan matematika, namun lebih jauh media manipulatif menyediakan bahasa universal yang dapat digunakan siswa untuk mengkomunikasikan model-model yang ada kepada guru atau siswa lainnya.
Hasil penelitian lain menunjukkan bahwa kemampuan siswa dalam memanipulasi benda-benda konkrit memberikan keuntungan tambahan yaitu melibatkan siswa aktif dalam belajar dan meningkatkan minat siswa untuk senang belajar matematika. Siswa yang disajikan dengan kesempatan untuk menggunakan material manipulatif akan lebih tertarik pada matematika.. Sutton & Krueger (2002) mengatakan bahwa penggunaaan material manipulatif secara terus menerus akan membangkitkan minat siswa untuk belajar matematika dan akan bermuara pada peningkatan kemampuan matematis siswa.
Penelitian lain yang mendukung penggunaan manipulatif dalam pembelajaran matematika seperti Ruzic & O’Connell (2001) menemukan bahwa penggunaan manipulatif jangka panjang memiliki efek positif pada pencapaian siswa dengan memungkinkan siswa menggunakan objek konkret untuk mengamati, memodelkan, dan menginternalisasikan konsep abstrak. NCTM (2000) bahkan memasukan material manipulatif sebagai alat matematika dalam Standar Proses Pembelajaran Matematika.
Material manipulatif merupakan benda konkrit yang dapat dimanipulasi secara fisik oleh siswa untuk menunjukkan atau memodelkan konsep abstrak. John van de Walle, dkk (2013) mendefinisikan alat matematika sebagai, "setiap objek, gambar, atau gambar yang mewakili konsep atau kemana hubungan untuk konsep itu dapat diterapkan. Manipulatif adalah objek fisik yang dapat digunakan siswa dan guru untuk menggambarkan dan menemukan konsep matematika, baik yang dibuat khusus untuk matematika (misalnya, menghubungkan kubus) atau untuk tujuan lain.
Sejarah manipulatif untuk mengajar matematika meluas setidaknya dua ratus tahun. Pengaruh penting yang lebih baru telah memasukkan Maria Montessori (1870–1952), Jean Piaget (1896–1980), Zoltan Dienes (1916–), dan Jerome Bruner (1915–). Masing-masing inovator dan peneliti ini telah menekankan pentingnya pengalaman belajar yang otentik dan penggunaan alat-alat konkret sebagai tahap penting dalam pengembangan pemahaman. Piaget (1952) mengemukakan bahwa anak-anak mulai memahami simbol dan konsep abstrak hanya setelah mengalami ide pada tingkat konkrit. Dienes (1960) memperluas ini untuk menunjukkan bahwa anak-anak yang pembelajaran matematisnya tertanam kuat dalam pengalaman manipulatif akan lebih mungkin menjembatani kesenjangan antara dunia tempat mereka tinggal dan dunia abstrak matematika. Pekerjaan pionir mereka telah menyebabkan banyak penelitian tentang pentingnya manipulatif untuk pembelajaran matematika.
Betapa pentingnya material manipulatif, guru harus secara sistematis mengintegrasikan penggunaan manipulatif konkrit dan virtual ke dalam pembelajaran matematika di setiap tingkatan sesuai dengan tingkat berpikir siswa. Material manipulatif dapat memberikan dukungan yang berharga untuk pembelajaran siswa ketika guru berinteraksi dari waktu ke waktu dengan siswa untuk membantu mereka membangun hubungan antara objek, simbol, dan gagasan matematika yang diwakili oleh obyek dan simbol tersebut.”
Source : http://www.hand2mind.com
Praktik pembelajaran matematika saat ini memberikan gambaran besar bagaimana guru begitu dominan dalam proses pembelajaran. Siswa hanya dianggap sebagai pendengar dan guru berharap siswa dapat memahami apa yang dituturkannya secara ajaib. Guru tidak membelajarkan matematika dengan meminta siswa untuk melakukan serangkaian aktivitas yang melibatkan siswa membangun model-model matematika sendiri.Untuk memvasilitasi siswa membangun model dalam kognisi mereka dan mengkomunikasikan gagasan mereka pada orang lain, guru perlu mempertimbangkan untuk menggunakan material manipulatif baik konkrit (physical manipulatif maupun manipulatif virtual sebagai media pembelajaran matematika.
Penggunaan material manipulatif dalam pembelajaran matematika telah sangat lama digagas melalui penelitian-penelitian yang dapat dipercaya.Banyak penelitian yang menunjukkan bahwa penggunaan media manipulatif tidak hanya memungkinkan siswa membangun sendiri model-model dari permasalahan-permasalahan matematika, namun lebih jauh media manipulatif menyediakan bahasa universal yang dapat digunakan siswa untuk mengkomunikasikan model-model yang ada kepada guru atau siswa lainnya.
Hasil penelitian lain menunjukkan bahwa kemampuan siswa dalam memanipulasi benda-benda konkrit memberikan keuntungan tambahan yaitu melibatkan siswa aktif dalam belajar dan meningkatkan minat siswa untuk senang belajar matematika. Siswa yang disajikan dengan kesempatan untuk menggunakan material manipulatif akan lebih tertarik pada matematika.. Sutton & Krueger (2002) mengatakan bahwa penggunaaan material manipulatif secara terus menerus akan membangkitkan minat siswa untuk belajar matematika dan akan bermuara pada peningkatan kemampuan matematis siswa.
Penelitian lain yang mendukung penggunaan manipulatif dalam pembelajaran matematika seperti Ruzic & O’Connell (2001) menemukan bahwa penggunaan manipulatif jangka panjang memiliki efek positif pada pencapaian siswa dengan memungkinkan siswa menggunakan objek konkret untuk mengamati, memodelkan, dan menginternalisasikan konsep abstrak. NCTM (2000) bahkan memasukan material manipulatif sebagai alat matematika dalam Standar Proses Pembelajaran Matematika.
Material manipulatif merupakan benda konkrit yang dapat dimanipulasi secara fisik oleh siswa untuk menunjukkan atau memodelkan konsep abstrak. John van de Walle, dkk (2013) mendefinisikan alat matematika sebagai, "setiap objek, gambar, atau gambar yang mewakili konsep atau kemana hubungan untuk konsep itu dapat diterapkan. Manipulatif adalah objek fisik yang dapat digunakan siswa dan guru untuk menggambarkan dan menemukan konsep matematika, baik yang dibuat khusus untuk matematika (misalnya, menghubungkan kubus) atau untuk tujuan lain.
Sejarah manipulatif untuk mengajar matematika meluas setidaknya dua ratus tahun. Pengaruh penting yang lebih baru telah memasukkan Maria Montessori (1870–1952), Jean Piaget (1896–1980), Zoltan Dienes (1916–), dan Jerome Bruner (1915–). Masing-masing inovator dan peneliti ini telah menekankan pentingnya pengalaman belajar yang otentik dan penggunaan alat-alat konkret sebagai tahap penting dalam pengembangan pemahaman. Piaget (1952) mengemukakan bahwa anak-anak mulai memahami simbol dan konsep abstrak hanya setelah mengalami ide pada tingkat konkrit. Dienes (1960) memperluas ini untuk menunjukkan bahwa anak-anak yang pembelajaran matematisnya tertanam kuat dalam pengalaman manipulatif akan lebih mungkin menjembatani kesenjangan antara dunia tempat mereka tinggal dan dunia abstrak matematika. Pekerjaan pionir mereka telah menyebabkan banyak penelitian tentang pentingnya manipulatif untuk pembelajaran matematika.
Betapa pentingnya material manipulatif, guru harus secara sistematis mengintegrasikan penggunaan manipulatif konkrit dan virtual ke dalam pembelajaran matematika di setiap tingkatan sesuai dengan tingkat berpikir siswa. Material manipulatif dapat memberikan dukungan yang berharga untuk pembelajaran siswa ketika guru berinteraksi dari waktu ke waktu dengan siswa untuk membantu mereka membangun hubungan antara objek, simbol, dan gagasan matematika yang diwakili oleh obyek dan simbol tersebut.”
Source : http://www.hand2mind.com