Prakarya Kerajinan Tangan berbasis potensi lokal pada Mahasiswa PGSD - Fakta saat ini yang dapat kita saksikan di lapangan menunjukan bahwa tidak semua lulusan sarjana mampu mendapatkan lapangan pekerjaan. Hal ini menimbulkan masalah baru dimana terjadinya ledakan pengangguran terdidik.
Fenomena ini tentu menjadi kritik tajam bagi semua lembaga penyelenggara pendidikan. Sudah sejauh mana pendidikan mampu meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Salah satu factor penyebab rendahnya kualitas pendidikan dikarenakan pendidikan tidakmampu menyentuh ranah kehidupan sehari-hari dari anak didik. Pendidikan dan dunianyata seolah terpisah jauh sehingga pendidikan dianggap hanya mampu melampaui ranahkognitif peserta didik semata.
Tentu hal ini berdampak pada rendahnya kecakapan hidup peserta didik. Anak tidak mampu memecahkan permasalahan factual yang ada dengan segala ilmu pengetahuan yang diperoleh di lembaga pendidikan.
Pendidikan kecakapan hidup merupakan pendidikan yang berperan dalam membekali warga belajar agar dapat hidup mandiri. Yang harus dibangun bukanlah bagaimana pesertadidik mendapat nilai bagus secara akademik, akan tetapi bagaimana dapat memperoleh nilaibagus dalam menjalani hidupnya.
Oleh karena itu, setiap anak didik juga perlu dibekali dengan aktivitas-aktivitas yang dapat mengembangkan kecakapan hidup sehingga dia mampu mengatasi berbagai persoalan hidup dengan segala pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki.
Analisis situasional di atas memberikan suatu pencerahan bagi PGSD Universitas Flores sebagai salah satu lembaga pendidikan tinggi untuk dapat membekali mahasiswa dengan pengalaman belajar tentang kecakapan hidup. Salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan melakukan kegiatan pendampingan pengembangan prakarya kerajinan tangan.
Kerajinan tangan merupakan produk atau barang yang dilakukan dengan tangan dan memiliki keindahan serta fungsi pakai sehingga memiliki nilai jual. Kerajinan tangan yang dikembangkan menggunakan bahan dasar yang mudah diperoleh di lingkungan lokal seperti bamboo dan batok kelapa atau tempurung. Target luaran dalam kegiatan ini adalah dapat menghasilkan produk kerajinan tangan serta memberikan pengalaman belajar pada mahasiswa tentang pendidikan kecakapan hidup.
Kegiatan ini bertujuan untuk:
1. Menyebarluaskan gagasan terkait pendidikan kecakapan hidup pada mahasiswa PGSD Universitas Flores melalui kegiatan pengembangan prakarya kerajinan tangan
2. Menghasilkan produk kerajinan berbasis potensi local
Metode yang digunakan dalam kegiatan pendampingan ini adalah dengan memberikan
tutorial pembuatan berbagai produk kerajinan tangan dari bahan baku yang diperoleh secara
gratis di lingkungan lokal seperti bambu dan tempurung.
Tempat: Prodi PGSD Universitas Flores. Waktu Pelaksanaan: kegiatan ini dilakukan setiap hari jumat pada semester genap 2017/2018 dan semester ganjil 2018/2019. Sumber biaya dari kegiatan dimaksud adalah kontribusi dosen prodi PGSD Uniflor.
Kegiatan penampingan pengembangan prakarya kerajinan tangan dilaksanakan secara rutin setiap hari jumat pukul 08.00-11.00. Kegitan ini telah dilaksanakan selama dua semester yakni semester genap 2017/2018 dan semester ganjil 2018/2019. Proses pendampingan dilakukan oleh 12 orang dosen secara bergiliran. Adapun mahasiswa yang mengikuti kegiatan ini berjumlah 20-30 orang setiap pertemunannya.
Setiap semester kegiatan prakarya kerajinan tangan ini difokuskan pada pengembangan produk dengan bahan dasar yang berbeda. Pada semester genap 2016/2017, kegiatan pengembangan produk kerajinan difokuskan pada bahan dasar bambu sedangkan semester berikutnya pada bahan dasar batok kelapa atau tempurung. Kedua bahan dipilih karena sangat mudah diperoleh dengan gratis karena jarang dimanfaatkan setelah selesai digunakan untuk keperluan masyarakat lokal setempat. Misalnya pada bahan bambu yang umumnya digunakan untuk keperluan tenda pesta ataupun bahan bangunan. Setelah dimanfaatkan seperti hal tersebut, bambu kemudian dibuang begitu saja. Sedangkan tempurung sangat mudah diperoleh di tempat-tempat penggilingan kelapa. Setelah diambil daging kelapanya, tempurung biasanya tidak dimanfaatkan lagi sehingga hanya dijadikan bahan bakar semata.
Dari ketersediaan bahan tersebut, mahasiswa pun ditugaskan untuk mengumpulkan dan mengembangkannya menjadi berbagai prakarya. Sedangkan untuk peralatan dan bahan lain disediakan oleh dosen secara swadaya. Peralatan tersebut seperti bor, ampelas, cat, varnish, lem
kayu dll.
Proses awal pelaksanaan kegiatan dilakukan dengan memberikan tutorial cara pembuatan produk. Tutorial pembuatan produk dilakukan dengan empat tahapan yakni:
1. Penyortiran dan Pembersihan bahan
Tahap ini bertujuan untuk memisahkan tempurung dan bamboo dari bahan-bahan lain yang tidak diperlukan. Misalnya sisa-sisa sabut kelapa pada tempurung yang harus dibersihkan terlebih dahulu. Tempurung juga sortir berdasarkan ukurannya agar mudah menggambarkan desainnya nanti. Begitupun pada bamboo, terlebih dahulu disortir berdasarkan diameter dan ketebalan bambu. Bambu yang pakai aalah bamboo yang kualitasnya masih baik aau yang tidak busuk.
2. Mendesain model produk.
Proses desain produk dilakukan dengan membuat gambar produk terlebih dahulu. Kemudian menentukan ukuran dari produk yang akan dibuat. Hal ini bertujuan agar menghindari kesalahan dalam mencetak produk sehingga tidak membuang-buang bahan baku. Selain itu, melalui proses desain membuat produk yang dibuat lebih rapi.
Adapun produk yang didesain dari bambu antara lain asbak, pot bunga, miniatur rumah adat, gelas bamboo dll. Sedangkan produk dari tempurung meliputi gantungan kunci, toples
3. Membuat cetakan produk sesuai desain.
Proses mencetak dilakukan dengan peralatan seperti bor dan gergaji. Produk yang telah dicetak kemudian dicuci bersih dan dsisihkan untuk diberi sentuhan finishing.
4. Finishing produk
Tahap finishing produk dilakukan dengan memberikan warna dan tambahan aksesoris lain. Warna yang dipilih adalah warna-warna natural dari varnish
Fenomena ini tentu menjadi kritik tajam bagi semua lembaga penyelenggara pendidikan. Sudah sejauh mana pendidikan mampu meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Salah satu factor penyebab rendahnya kualitas pendidikan dikarenakan pendidikan tidakmampu menyentuh ranah kehidupan sehari-hari dari anak didik. Pendidikan dan dunianyata seolah terpisah jauh sehingga pendidikan dianggap hanya mampu melampaui ranahkognitif peserta didik semata.
Tentu hal ini berdampak pada rendahnya kecakapan hidup peserta didik. Anak tidak mampu memecahkan permasalahan factual yang ada dengan segala ilmu pengetahuan yang diperoleh di lembaga pendidikan.
Pendidikan kecakapan hidup merupakan pendidikan yang berperan dalam membekali warga belajar agar dapat hidup mandiri. Yang harus dibangun bukanlah bagaimana pesertadidik mendapat nilai bagus secara akademik, akan tetapi bagaimana dapat memperoleh nilaibagus dalam menjalani hidupnya.
Oleh karena itu, setiap anak didik juga perlu dibekali dengan aktivitas-aktivitas yang dapat mengembangkan kecakapan hidup sehingga dia mampu mengatasi berbagai persoalan hidup dengan segala pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki.
Analisis situasional di atas memberikan suatu pencerahan bagi PGSD Universitas Flores sebagai salah satu lembaga pendidikan tinggi untuk dapat membekali mahasiswa dengan pengalaman belajar tentang kecakapan hidup. Salah satu upaya yang dilakukan adalah dengan melakukan kegiatan pendampingan pengembangan prakarya kerajinan tangan.
Kerajinan tangan merupakan produk atau barang yang dilakukan dengan tangan dan memiliki keindahan serta fungsi pakai sehingga memiliki nilai jual. Kerajinan tangan yang dikembangkan menggunakan bahan dasar yang mudah diperoleh di lingkungan lokal seperti bamboo dan batok kelapa atau tempurung. Target luaran dalam kegiatan ini adalah dapat menghasilkan produk kerajinan tangan serta memberikan pengalaman belajar pada mahasiswa tentang pendidikan kecakapan hidup.
Kegiatan ini bertujuan untuk:
1. Menyebarluaskan gagasan terkait pendidikan kecakapan hidup pada mahasiswa PGSD Universitas Flores melalui kegiatan pengembangan prakarya kerajinan tangan
2. Menghasilkan produk kerajinan berbasis potensi local
Metode yang digunakan dalam kegiatan pendampingan ini adalah dengan memberikan
tutorial pembuatan berbagai produk kerajinan tangan dari bahan baku yang diperoleh secara
gratis di lingkungan lokal seperti bambu dan tempurung.
Tempat: Prodi PGSD Universitas Flores. Waktu Pelaksanaan: kegiatan ini dilakukan setiap hari jumat pada semester genap 2017/2018 dan semester ganjil 2018/2019. Sumber biaya dari kegiatan dimaksud adalah kontribusi dosen prodi PGSD Uniflor.
Kegiatan penampingan pengembangan prakarya kerajinan tangan dilaksanakan secara rutin setiap hari jumat pukul 08.00-11.00. Kegitan ini telah dilaksanakan selama dua semester yakni semester genap 2017/2018 dan semester ganjil 2018/2019. Proses pendampingan dilakukan oleh 12 orang dosen secara bergiliran. Adapun mahasiswa yang mengikuti kegiatan ini berjumlah 20-30 orang setiap pertemunannya.
Setiap semester kegiatan prakarya kerajinan tangan ini difokuskan pada pengembangan produk dengan bahan dasar yang berbeda. Pada semester genap 2016/2017, kegiatan pengembangan produk kerajinan difokuskan pada bahan dasar bambu sedangkan semester berikutnya pada bahan dasar batok kelapa atau tempurung. Kedua bahan dipilih karena sangat mudah diperoleh dengan gratis karena jarang dimanfaatkan setelah selesai digunakan untuk keperluan masyarakat lokal setempat. Misalnya pada bahan bambu yang umumnya digunakan untuk keperluan tenda pesta ataupun bahan bangunan. Setelah dimanfaatkan seperti hal tersebut, bambu kemudian dibuang begitu saja. Sedangkan tempurung sangat mudah diperoleh di tempat-tempat penggilingan kelapa. Setelah diambil daging kelapanya, tempurung biasanya tidak dimanfaatkan lagi sehingga hanya dijadikan bahan bakar semata.
Dari ketersediaan bahan tersebut, mahasiswa pun ditugaskan untuk mengumpulkan dan mengembangkannya menjadi berbagai prakarya. Sedangkan untuk peralatan dan bahan lain disediakan oleh dosen secara swadaya. Peralatan tersebut seperti bor, ampelas, cat, varnish, lem
kayu dll.
Proses awal pelaksanaan kegiatan dilakukan dengan memberikan tutorial cara pembuatan produk. Tutorial pembuatan produk dilakukan dengan empat tahapan yakni:
1. Penyortiran dan Pembersihan bahan
Tahap ini bertujuan untuk memisahkan tempurung dan bamboo dari bahan-bahan lain yang tidak diperlukan. Misalnya sisa-sisa sabut kelapa pada tempurung yang harus dibersihkan terlebih dahulu. Tempurung juga sortir berdasarkan ukurannya agar mudah menggambarkan desainnya nanti. Begitupun pada bamboo, terlebih dahulu disortir berdasarkan diameter dan ketebalan bambu. Bambu yang pakai aalah bamboo yang kualitasnya masih baik aau yang tidak busuk.
2. Mendesain model produk.
Proses desain produk dilakukan dengan membuat gambar produk terlebih dahulu. Kemudian menentukan ukuran dari produk yang akan dibuat. Hal ini bertujuan agar menghindari kesalahan dalam mencetak produk sehingga tidak membuang-buang bahan baku. Selain itu, melalui proses desain membuat produk yang dibuat lebih rapi.
Adapun produk yang didesain dari bambu antara lain asbak, pot bunga, miniatur rumah adat, gelas bamboo dll. Sedangkan produk dari tempurung meliputi gantungan kunci, toples
3. Membuat cetakan produk sesuai desain.
Proses mencetak dilakukan dengan peralatan seperti bor dan gergaji. Produk yang telah dicetak kemudian dicuci bersih dan dsisihkan untuk diberi sentuhan finishing.
4. Finishing produk
Tahap finishing produk dilakukan dengan memberikan warna dan tambahan aksesoris lain. Warna yang dipilih adalah warna-warna natural dari varnish
Post a Comment for "Prakarya Kerajinan Tangan berbasis potensi lokal pada Mahasiswa PGSD "