Teori Konstruktivisme Jean Piaget dan Miskonsepsi Matematik – Jika kita membaca berbagai artikel penelitian tentang proses pengembangan pengetahuan matematika maka kita tidak akan pernah tidak akan menemukan masalah konsepsi dan konstruktivisme Piaget. Masalah konsepsi dan kesalahan konsepsi (miskonsepsi) pada proses pembentukan pengetahuan matematika memang tidak akan pernah terpisahkan dari konstruktivisme. Konsepsi berhubungan dengan pemahaman pembelajar (dalam paradigma baru disebut subyek belajar, bukan obyek belajar) tentang sebuah konsep yang tertanam dalam diri mereka.
Proses konstruk pengetahuan matematika memang bukanlah proses yang sederhana. Banyak guru yang beranggapan bahwa implementasi konstruktivisme pada kelas kelas pembelajaran matematika adalah mudah dan sederhana. Ini akibat dari pemahaman konstruktivisme dari sisi guru tanpa mempertimbangkan pemahaman komprehensif terkait dengan proses konsepsi dalam kognisi siswa.
Seperti yang dikemukakan oleh Slavin (2008) konsep merupakan sesuatu yang abstrak hasil dari proses generalisasi berbagai contoh spesifik. Ketika berbicara tentang konsep paling tidak ada tiga hal yaitu nama konsep, contoh konsep dan lambang/simbol. Contoh konsep digolongkan atau bisa diidentifikasi dengan jelas jika sesuatu dinamakan konsep. Sesuatu dinamakan konsep jika kita bisa dengan jelas dapat mengidentifikasi mana yang termasuk contoh dari konsep dan mana yang bukan contoh dari konsep. Ini lah yang dimaksudkan oleh Soedjadi (2000) bahwa konsep merupakan ide abstrak yang digunakan untuk menggolongkan atau mengklasifikasikan sekumpulan obyek. Konsep adalah sesuatu yang dapat memungkinkan kita mengklasifikasikan, atau mendefinisikan sifat sifat dari sebuah obyek.
Untuk mempelajari suatu konsep siswa dapat membedakan apa yang termasuk dan tidak termasuk dalam sebuah konsep.Dengan kata lain, siswa dapat menyebutkan mana sesuatu yang masuk dalam contoh konsep dan mana yang tidak termasuk dalam contoh konsep. Hasil dari proses tersebut adalah adanya konsepsi konsepsi tentang obyek obyek tertentu dalam struktur kognisi siswa.
Lalu, apa yang dimaksudkan dengan miskonsepsi ? Jika kita membaca term miskonsepsi rata-rata dirujuk sebagai pemahaman, pengertian atau rancangan yang telah ada dalam pikiran. Konsepsi juga dapat diartikan sebagai ide atau pengertian seseorang mengenai sesuatu benda atau barang. Karena konsepsi itu sangat individual, maka pemahaman siswa akan berbeda beda terhadap suatu. Pemahaman yang berbeda inilah yang oleh Berg (1991) bahwa konsepsi merupakan tafsiran individual dari suatu konsep (ilmu).
Lalu, apa hubungan antara miskonsepsi dengan Teori Konstuktivisme Jean Piaget ? Dalam teori Piaget, dikenal dengan istilah skema dan asimilasi. Miskonsepsi terjadi karena konsepsi yang keliru dari seseorang terkait sebuah konsep. Konsepsi yang tertanam dalam diri siswa secara individual disebut dengan skema. Skema bisa merupakan pengetahuan hasil bentukan yang dipengaruhi oleh lingkungan sehingga tidak bersifat ilmiah. Ketika siswa tidak bisa menerima sesuatu yang baru dalam konteks konsep ilmiah (konsep yang dipelajari di sekolah) maka hal inilah yang dinamakan miskonsepsi.
Proses konstruk pengetahuan matematika memang bukanlah proses yang sederhana. Banyak guru yang beranggapan bahwa implementasi konstruktivisme pada kelas kelas pembelajaran matematika adalah mudah dan sederhana. Ini akibat dari pemahaman konstruktivisme dari sisi guru tanpa mempertimbangkan pemahaman komprehensif terkait dengan proses konsepsi dalam kognisi siswa.
Seperti yang dikemukakan oleh Slavin (2008) konsep merupakan sesuatu yang abstrak hasil dari proses generalisasi berbagai contoh spesifik. Ketika berbicara tentang konsep paling tidak ada tiga hal yaitu nama konsep, contoh konsep dan lambang/simbol. Contoh konsep digolongkan atau bisa diidentifikasi dengan jelas jika sesuatu dinamakan konsep. Sesuatu dinamakan konsep jika kita bisa dengan jelas dapat mengidentifikasi mana yang termasuk contoh dari konsep dan mana yang bukan contoh dari konsep. Ini lah yang dimaksudkan oleh Soedjadi (2000) bahwa konsep merupakan ide abstrak yang digunakan untuk menggolongkan atau mengklasifikasikan sekumpulan obyek. Konsep adalah sesuatu yang dapat memungkinkan kita mengklasifikasikan, atau mendefinisikan sifat sifat dari sebuah obyek.
Untuk mempelajari suatu konsep siswa dapat membedakan apa yang termasuk dan tidak termasuk dalam sebuah konsep.Dengan kata lain, siswa dapat menyebutkan mana sesuatu yang masuk dalam contoh konsep dan mana yang tidak termasuk dalam contoh konsep. Hasil dari proses tersebut adalah adanya konsepsi konsepsi tentang obyek obyek tertentu dalam struktur kognisi siswa.
Lalu, apa yang dimaksudkan dengan miskonsepsi ? Jika kita membaca term miskonsepsi rata-rata dirujuk sebagai pemahaman, pengertian atau rancangan yang telah ada dalam pikiran. Konsepsi juga dapat diartikan sebagai ide atau pengertian seseorang mengenai sesuatu benda atau barang. Karena konsepsi itu sangat individual, maka pemahaman siswa akan berbeda beda terhadap suatu. Pemahaman yang berbeda inilah yang oleh Berg (1991) bahwa konsepsi merupakan tafsiran individual dari suatu konsep (ilmu).
Lalu, apa hubungan antara miskonsepsi dengan Teori Konstuktivisme Jean Piaget ? Dalam teori Piaget, dikenal dengan istilah skema dan asimilasi. Miskonsepsi terjadi karena konsepsi yang keliru dari seseorang terkait sebuah konsep. Konsepsi yang tertanam dalam diri siswa secara individual disebut dengan skema. Skema bisa merupakan pengetahuan hasil bentukan yang dipengaruhi oleh lingkungan sehingga tidak bersifat ilmiah. Ketika siswa tidak bisa menerima sesuatu yang baru dalam konteks konsep ilmiah (konsep yang dipelajari di sekolah) maka hal inilah yang dinamakan miskonsepsi.
Post a Comment for "Teori Konstruktivisme Jean Piaget dan Miskonsepsi Matematik"